KOMPAS.com — Biasanya, bila ada kecelakaan serius di lintasan yang mencederai pebalap, maka balapan hampir pasti dihentikan sementara karena sesi tersebut diselingi oleh safety car atau kibaran bendera merah. Hal itu berlaku untuk balapan Formula 1 atau motor.
Hal seperti ini bisa dilihat ketika pebalap F1, Felipe Massa, mengalami kecelakaan saat kualifikasi GP Hongaria 2009. Pebalap Brasil tersebut menabrak pagar pembatas dengan keras setelah dia terkena hantaman per dari mobil yang berada di depannya. Sontak, sesi itu pun dihentikan sejenak dan sang pebalap mendapat perawatan di lintasan sebelum dilarikan ke rumah sakit.
Di arena balap motor, pebalap yang cedera serius biasanya dengan segera dipindahkan dari tempat kejadian. Hal itu seperti terjadi pada kasus Shoya Tomizawa saat balapan Moto2 di Misano, San Marino, Minggu (5/9/2010), ketika pebalap Jepang ini mendapat kecelakaan sangat serius dan akhirnya meninggal dunia.
Hanya, pada kasus Tomizawa ini muncul pertanyaan, mengapa balapan Moto2 tidak dihentikan sejenak setelah kecelakaan pebalap berusia 19 tahun tersebut terjadi. Malah ada kesan, Tomizawa dibiarkan tergeletak di trek seusai dilindas dua motor yang persis berada di belakangnya (motor Alex de Angelis dan Scott Redding). Padahal, saat balapan Moto2 di Indianapolis, sepekan sebelum balapan di Misano, bendera merah sudah dikibarkan dari jauh, meskipun kecelakaannya tidak terlalu serius.
Menurut ofisial lomba di Misano, dalam sebuah konferensi pers khusus menyusul berita kematian Tomizawa di rumah sakit (beberapa jam setelah kecelakaan dahsyat tersebut), lomba tak dihentikan karena para marshal sudah memindahkan semua pebalap yang terlibat kecelakaan dan motor mereka sebelum pemimpin lomba sampai ke tempat kejadian untuk memasuki lap berikutnya.
Namun, lagi-lagi tindakan kurang cepat yang dilakukan kepada Tomizawa (dan Scott Redding yang mengalami cedera punggung) tetap menjadi pertanyaan paling serius. Inilah yang membuat dokter MotoGP Claudio Macchiagodena mendapat sorotan pertanyaan saat jumpa pers tersebut.
"Kami tidak menunggu untuk persoalan lain atau lebih (dengan pasien) ... Sangat penting untuk segera memberikan bantuan. Dalam situasi ini, jika Anda bergerak cepat, menurut saya, Anda memiliki lebih banyak peluang (menolong pasien). Juga, paramedis dan dokter tidak mempunyai motor (dekat dengan mereka ketika mereka sedang bekerja) di trek. (Jauh dari trek) lebih tenang bagi mereka untuk bekerja dengan baik (bagi pasien)."
Para marshal menandu Tomizawa dan meletakkannya di atas tanah di sebuah sudut ketika mereka melintasi gravel. Setelah Tomizawa dimasukkan ke ambulans, dia mendapat perawatan sebagai berikut:
"Di belakang tim proteksi trek, kami memiliki sebuah ambulans yang dilengkapi respirator dan kami langsung mulai merawatnya secara intensif," ujar Macchiagodena. "Saya tidak menanyakan tentang bendera merah karena saya tidak membutuhkan itu."
"Setelah pebalap sampai di pusat medis, saya hanya mendengar banyak pertanyaan mengapa hal itu membutuhkan banyak waktu (untuk ambulans sampai ke pusat medis). Perawatan intensif dimulai di belakang trek. Secara normal, ketika lengan Anda patah, ambulans itu seperti taksi: sudah ada pengemudinya dan Anda menyuruhnya bergerak cepat. Sekarang hal itu sangat penting."
"Ketika dia tiba di pusat medis, kondisinya kritis, dan kami terus memberikan perawatan intensif. Kami memiliki banyak dokter, tetapi situasinya kritis. Meski demikian, kami memiliki proses untuk respirasi. Kami mengecek kondisi perutnya (karena dua motor melindas perut Tomizawa) dengan alat pemindai karena situasinya sangat serius. Bukan hanya pada kepala, tetapi juga dada dan perut."
"Dia mengalami luka pada hati dan pilihan terbaik adalah membawanya ke rumah sakit di Riccione yang letaknya sangat dekat dan karena kami memiliki dua dokter di ambulans yang terus memberikan bantuan proses pernapasan. Membawanya dengan helikopter, sangatlah jauh dan tidak mungkin untuk proses ini. Ketika dia tiba di rumah sakit, kami terus menjaganya selama 10 menit atau lebih... tetapi pada akhirnya, tak ada yang berubah untuk Tomizawa."
Kemudian, pertanyaan baru muncul, mengapa balapan MotoGP terus dilanjutkan dan tidak dibatalkan sebagai bentuk dukacita. Untuk itu, ofisial punya jawaban:
"Kami tidak tahu sampai pukul 02.20 siang (20 menit setelah balapan MotoGP dimulai) bahwa nyawa Tomizawa tak terselamatkan," ujar Javier Alonso selaku pihak dari Dorna (pemegang hak siar balapan tersebut).
Hal seperti ini bisa dilihat ketika pebalap F1, Felipe Massa, mengalami kecelakaan saat kualifikasi GP Hongaria 2009. Pebalap Brasil tersebut menabrak pagar pembatas dengan keras setelah dia terkena hantaman per dari mobil yang berada di depannya. Sontak, sesi itu pun dihentikan sejenak dan sang pebalap mendapat perawatan di lintasan sebelum dilarikan ke rumah sakit.
Di arena balap motor, pebalap yang cedera serius biasanya dengan segera dipindahkan dari tempat kejadian. Hal itu seperti terjadi pada kasus Shoya Tomizawa saat balapan Moto2 di Misano, San Marino, Minggu (5/9/2010), ketika pebalap Jepang ini mendapat kecelakaan sangat serius dan akhirnya meninggal dunia.
Hanya, pada kasus Tomizawa ini muncul pertanyaan, mengapa balapan Moto2 tidak dihentikan sejenak setelah kecelakaan pebalap berusia 19 tahun tersebut terjadi. Malah ada kesan, Tomizawa dibiarkan tergeletak di trek seusai dilindas dua motor yang persis berada di belakangnya (motor Alex de Angelis dan Scott Redding). Padahal, saat balapan Moto2 di Indianapolis, sepekan sebelum balapan di Misano, bendera merah sudah dikibarkan dari jauh, meskipun kecelakaannya tidak terlalu serius.
Menurut ofisial lomba di Misano, dalam sebuah konferensi pers khusus menyusul berita kematian Tomizawa di rumah sakit (beberapa jam setelah kecelakaan dahsyat tersebut), lomba tak dihentikan karena para marshal sudah memindahkan semua pebalap yang terlibat kecelakaan dan motor mereka sebelum pemimpin lomba sampai ke tempat kejadian untuk memasuki lap berikutnya.
Namun, lagi-lagi tindakan kurang cepat yang dilakukan kepada Tomizawa (dan Scott Redding yang mengalami cedera punggung) tetap menjadi pertanyaan paling serius. Inilah yang membuat dokter MotoGP Claudio Macchiagodena mendapat sorotan pertanyaan saat jumpa pers tersebut.
"Kami tidak menunggu untuk persoalan lain atau lebih (dengan pasien) ... Sangat penting untuk segera memberikan bantuan. Dalam situasi ini, jika Anda bergerak cepat, menurut saya, Anda memiliki lebih banyak peluang (menolong pasien). Juga, paramedis dan dokter tidak mempunyai motor (dekat dengan mereka ketika mereka sedang bekerja) di trek. (Jauh dari trek) lebih tenang bagi mereka untuk bekerja dengan baik (bagi pasien)."
Para marshal menandu Tomizawa dan meletakkannya di atas tanah di sebuah sudut ketika mereka melintasi gravel. Setelah Tomizawa dimasukkan ke ambulans, dia mendapat perawatan sebagai berikut:
"Di belakang tim proteksi trek, kami memiliki sebuah ambulans yang dilengkapi respirator dan kami langsung mulai merawatnya secara intensif," ujar Macchiagodena. "Saya tidak menanyakan tentang bendera merah karena saya tidak membutuhkan itu."
"Setelah pebalap sampai di pusat medis, saya hanya mendengar banyak pertanyaan mengapa hal itu membutuhkan banyak waktu (untuk ambulans sampai ke pusat medis). Perawatan intensif dimulai di belakang trek. Secara normal, ketika lengan Anda patah, ambulans itu seperti taksi: sudah ada pengemudinya dan Anda menyuruhnya bergerak cepat. Sekarang hal itu sangat penting."
"Ketika dia tiba di pusat medis, kondisinya kritis, dan kami terus memberikan perawatan intensif. Kami memiliki banyak dokter, tetapi situasinya kritis. Meski demikian, kami memiliki proses untuk respirasi. Kami mengecek kondisi perutnya (karena dua motor melindas perut Tomizawa) dengan alat pemindai karena situasinya sangat serius. Bukan hanya pada kepala, tetapi juga dada dan perut."
"Dia mengalami luka pada hati dan pilihan terbaik adalah membawanya ke rumah sakit di Riccione yang letaknya sangat dekat dan karena kami memiliki dua dokter di ambulans yang terus memberikan bantuan proses pernapasan. Membawanya dengan helikopter, sangatlah jauh dan tidak mungkin untuk proses ini. Ketika dia tiba di rumah sakit, kami terus menjaganya selama 10 menit atau lebih... tetapi pada akhirnya, tak ada yang berubah untuk Tomizawa."
Kemudian, pertanyaan baru muncul, mengapa balapan MotoGP terus dilanjutkan dan tidak dibatalkan sebagai bentuk dukacita. Untuk itu, ofisial punya jawaban:
"Kami tidak tahu sampai pukul 02.20 siang (20 menit setelah balapan MotoGP dimulai) bahwa nyawa Tomizawa tak terselamatkan," ujar Javier Alonso selaku pihak dari Dorna (pemegang hak siar balapan tersebut).
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar